Tugas Terstruktur 01 : E10 Nadya Soraya Balqist

Dari Kelas Ke Masyarakat : Implementasi Nilai Kebangsaan Mahasiswa

Oleh : Nadya Soraya Balqist

Universitas Mercu Buana - Fakultas Ekonomi dan bisnis.

Program Studi, Manajemen.


Abstrak

Nilai kebangsaan merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter dan identitas bangsa. Bagi mahasiswa, nilai ini tidak hanya menjadi bagian dari materi pembelajaran di ruang kelas, tetapi juga harus terwujud dalam tindakan nyata di tengah masyarakat. Artikel ini merupakan refleksi penulis sebagai mahasiswa terhadap peran dan tanggung jawab dalam mengimplementasikan nilai nilai kebangsaan, seperti nasionalisme, toleransi, gotong royong, dan cinta tanah air, baik dalam lingkungan akademik maupun sosial. Refleksi ini diharapkan dapat menjadi acuan dan motivasi bagi mahasiswa lain untuk terus menanamkan semangat kebangsaan dalam setiap aspek kehidupan.

Kata Kunci: nilai kebangsaan, mahasiswa, nasionalisme, toleransi, gotong royong, refleksi

Pendahuluan

Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa yang sangat kaya. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan dinamika sosial yang kompleks, peran mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) sangatlah penting. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap bangsa dan negaranya.

Nilai-nilai kebangsaan seperti nasionalisme, persatuan, dan toleransi merupakan pilar penting dalam menjaga keutuhan bangsa. Sayangnya, nilai-nilai ini kerap kali hanya menjadi slogan dalam pembelajaran tanpa implementasi yang nyata. Oleh karena itu, penting untuk merefleksikan bagaimana nilai kebangsaan diinternalisasi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh mahasiswa, terutama di tengah arus informasi yang cepat dan potensi perpecahan yang tinggi.

Permasalahan

Permasalahan utama yang diangkat dalam refleksi ini adalah:

- Bagaimana mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari?

- Apa saja tantangan dalam menerapkan nilai kebangsaan di tengah masyarakat yang heterogen?

- Bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam memperkuat semangat kebangsaan di lingkungan sosial?

Pembahasan

Sebagai mahasiswa, saya menyadari pendidikan di kelas hanyalah langkah awal dalam memahami konsep nilai kebangsaan. Pengalaman nyata sering kali menjadi guru terbaik dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air. Misalnya, ketika saya mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah terpencil, saya dihadapkan pada realitas masyarakat yang berbeda dari kehidupan saya sehari-hari. Saya belajar tentang pentingnya gotong royong dan toleransi antarumat beragama yang benar-benar hidup dalam praktik, bukan hanya teori.

Kegiatan diskusi di kampus juga menjadi ruang yang penting untuk mengasah semangat kebangsaan. Dalam organisasi kemahasiswaan, saya belajar menghargai pendapat yang berbeda dan mencari solusi bersama atas perbedaan tersebut. Toleransi dan musyawarah menjadi nilai yang tidak bisa dipisahkan dalam membangun kesatuan di tengah keberagaman latar belakang mahasiswa.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan tetap ada. Arus informasi yang tidak terkendali di media sosial sering kali menjadi pemicu perpecahan dan intoleransi. Mahasiswa dituntut untuk memiliki literasi digital yang baik serta mampu menjadi penengah di tengah konflik sosial yang muncul, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Implementasi nilai kebangsaan juga saya wujudkan dalam hal kecil seperti memilih produk lokal, mengikuti kegiatan sosial, hingga aktif dalam diskusi publik mengenai isu-isu kebangsaan. Meski sederhana, langkah-langkah ini memperkuat identitas saya sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Kesimpulan

Nilai kebangsaan tidak boleh berhenti pada pemahaman teoritis semata. Sebagai mahasiswa, saya merasa bertanggung jawab untuk menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai pedoman hidup dalam bersikap dan bertindak, baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat. Pengalaman langsung, partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, serta sikap kritis terhadap dinamika sosial adalah wujud nyata dari implementasi nilai kebangsaan.

Saran

Mahasiswa perlu lebih banyak diberikan ruang untuk praktik nilai kebangsaan melalui kegiatan pengabdian masyarakat dan diskusi terbuka. Kampus sebagai institusi pendidikan harus menjadi contoh dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai perbedaan. Mahasiswa harus aktif dalam menyuarakan semangat kebangsaan di media sosial dengan cara yang bijak dan membangun.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. Ketentuan Pokok Kurikulum Berbasis Kompetensi: Sekolah Menengah Kejuruan. (2005). Repositori Kemendikbud. Diakses dari: https://repositori.kemdikbud.go.id/9164/

repositori.kemdikbud.go.id

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum Berbasis Kompetensi. (2002). Repositori Kemendikbud. Diakses dari: https://repositori.kemdikbud.go.id/9209/

repositori.kemdikbud.go.id

Departemen Pendidikan Nasional. Ketentuan Pokok Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pendidikan Kesetaraan (Paket A, Paket B, Paket C). (2005). Repositori Kemendikbud. Diakses dari: http://repositori.kemdikbud.go.id/9157/1/Ketentuan%20Pokok%20Kurikulum%20Berbasis%20Kompetensi%20Pendidikan%20Kesetaraan%20%28Paket%20A%2CPaket%20B%2CPaket%20C%29%202005.pdf ios.perpusnas.go.id

Kaelan. Pendidikan Pancasila. Paradigma. Diakses daring (Google Books): https://books.google.co.id/books/about/Pendidikan_Pancasila.html?id=6dWNAAAAMAAJ 

Kaelan. Pendidikan Pancasila. Diakses dari: https://mylibrary.umy.ac.id/koleksi/view/51718/Pendidikan-Pancasila

Kaelan. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Diakses dari: https://perpustakaan.unaja.ac.id/opac/detail-opac?id=1589 

Undang‑Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 








Comments

Popular posts from this blog

Tugas Mandiri 01 : E10 Nadya Soraya Balqist